Sabtu, 01 Februari 2014

Teknik Zooming Pada Fotografi

Zooming merupakan teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa pada saat eksposure. 

Dalam foto zooming terkesan gambar yang blur seakan bergerak menuju atau membuyar dari satu area fokus. Teknik ini berbeda dengan panning meski keduanya sama-sama memfokuskan pada obyek dan mengaburkan backround. Sebab pada prakteknya, teknik zooming hanya bisa dilakukan dengan lensa zoom.
Berikut adalah cara atau tips dalam teknik zooming yang mungkin berguna :
  1.  Atur pada kecepatan rendah. Biasanya tidak lebih dari 1/30, tapi itu tidak mutlak tergantung sang  fotografer. Alasannya menggunakan speed rendah untuk mengaburkan obyek pada selain area  fokus.
  2.  Sebaiknya menggunakan tripod untuk menjaga fokus agar maksimal. Karena foto zooming adalah    hasil dari menggerakkan zoom lensa baik secara zoom in atau zoom out saat shutter ditekan. Di  sini diperlukan keselarasan antara tekanan shutter dan zoom yang digerakkan secara bersamaan  untuk menghasilkan harmoni yang diinginkan.
  3.  Guna memperoleh kesan zooming yang menarik, kita harus pandai memilih background yang    memiliki kontras dan banyak warna. Juga komposisi obyek yang menjadi fokus sebaiknya berada di  tengah background tersebut.


Teknik Panning Pada Fotografi

Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan obyek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur.

sms
Berikut adalah cara atau tips dalam teknik panning yang munkin berguna :
  1. Jangan gunakan tripod, untuk mengikuti arah gerakan obyek kamera harus bisa bergerak luwes
  2. Set kamera pada mode Shutter Priority (S atau Tv)
  3. Shutter speed yang digunakan untuk panning adalah antara 1/30 sampai dengan 1/8, jadi set kamera diantara angka tersebut
  4. Cari obyek bergerak yang akan dipanning (tips: pilihlah background yang berwarna-warni untuk panning sehingga hasil blur dari background makin menarik)
  5. Arahkan kamera mengikuti obyek yang bergerak dan pencet separuh tombol release untuk mengambil fokus.
  6. Usahakan tangan bergerak selembut mungkin, gerakan kejut yang mendadak bisa mengakibatkan hasil foto yang tidak menarik
  7. Saat tangan kita sudah ‘seirama’ dengan gerakan obyek, pencet tombol release untuk mengambil eksposur
  8. Makin banyak berlatih, tangan dan mata kita akan semakin terasah!

Selamat Mencoba !!

Bagaimana Memilih Lensa Kamera yang Tepat?

Mau beli lensa baru, tapi belum bisa menentukan mana yang cocok untuk anda? Memilih lensa kamera bisa dibilang gampang-gampang susah. Apalagi kalau terbentur urusan budget. Tapi meskipun budget jadi masalah, paling tidak, anda tahu dulu lensa apa yang tepat untuk kamera dan kegiatan fotografi anda. Sehingga, tidak sampai salah beli karena kurang tepat guna. Jadi, poin apa saja yang perlu dipertimbangkan?  


Sesuaikan dengan Kamera 
Lensa yang anda beli tentu saja harus sesuai dengan kamera anda. Apa lagi untuk pengguna SLR, jenis lensa harus benar-benar diperhatikan. SLR merupakan sistem berbasis, itu artinya jika anda mempunyai kamera Nikon, maka lensa yang dirancang untuk mount Canon tidak akan bekerja pada kamera anda. Sebaiknya sesuaikan platform lensa dengan platform kamera anda, kecuali jika anda ingin menggunakan adaptor atau memilih lensa dengan brand yang memang berbagi platform.   

Sesuaikan dengan Kebutuhan Spesifik 
Untuk kebutuhan berbeda, diperlukan lensa yang berbeda pula. Yang dimaksud disini adalah berkaitan dengan jarak fokus dan aperture maksimum. Secara umum, kalau dilihat berdasarkan pemakaiannya, lensa dapat dibagi menjadi 5. 

Yang pertama adalah lensa standar, dengan ukuran 50mm. Biasanya pada saat membeli kamera DSLR, lensa inilah yang merupakan lensa bawaannya. Lensa yang disebut juga dengan lensa normal ini memiliki sudut pandang dan faktor pembesaran sama dengan mata kita. 
Selanjutnya adalah lensa wide angle. Kalau anda suka memotret obyek yang luas pada ruang yang sempit, lensa ini cocok untuk anda. Dibandingkan lensa normal, jangkauan area yang tertangkap dengan lensa ini akan lebih luas. Semakin kecil jarak fokusnya, maka jangkauan pandangannya semakin luas. Ukuran lensa ini mulai dari 17mm hingga 35mm.  Bagi yang suka memotret landscape atau bereksperimen dengan sudut pandang lebar, lensa jenis ini bisa jadi pilihan.   

Hasil Foto dengan Lensa Wide Angle   

Ada juga lensa fish eye, yaitu lensa wide angle dengan ukuran 14 mm, 15 mm, dan 16 mm. Dengan lensa ini, gambar yang anda hasilkan akan tampak melengkung. 
  
Hasil Foto dengan Lensa Fish Eye 

Kebalikan dari lensa wide angle adalah lensa tele. Ukurannya 70mm ke atas. Lensa tele mendekatkan obyek namun pada saat bersamaan mempersempit sudut pandang. Cocok untuk keperluan seperti pemotretan event olahraga dan fashion, ataupun obyek-obyek yang jauh.  
Hasil Foto dengan Lensa Tele  


Yang terakhir adalah lensa zoom (vario). Lensa ini memiliki ukuran yang tidak fix, misalnya saja 80-200 mm. Lensa ini fleksibel karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan melalui pengaturan ukurannya. Memang harganya relatif lebih mahal, tapi dapat diandalkan untuk kebutuhan yang bervariasi.

Teknik Foto Bulb Dalam Fotografi



Teknik Foto Bulb Fotografi pada umumnya foto bulb dilakukan pada malam hari.Mengapa Teknik Bulb diambil pada waktu malam hari ?? Karena pada malam hari cahaya yang ada sangatlah minim, jadi amat sangat memungkinkan untuk melakukan pengambilan foto dengan speed yang sangat rendah.





Dengan melakukan penyesuaian pada diafragma dengan bukaan kecil,sangat memungkinkan lagi untuk mendapatkan speed yg rendah.Namun Foto Bulb tidak hanya memungkinkan dilakukan pada malam hari namun juga siang hari tetapi tetap di tempat – tempat tertentu yang mempunyai pencahayaan minim.











Berikut adalah cara atau tips dalam teknik bulb yang munkin berguna :
  • Biasanya Foto bulb dilakukan pada malam hari.
  • Gunakan speed rendah atau bulb, speed lebih dari 3 detik.
  • Karena menggunakan speed rendah, untuk mengimbangi gunakan bukaan atau nilai f besar, f11 sampai f30, gunanya agar gambar bisa terlihat detail keseluruhan tanpa deph of field dan agar cayaha tidak terlalu fler atau terlalu terang.
  • Karena menggunakan kecepatan rendah, agar tidak ada goncangan saat mengambil gambar agar terjadi flug atau gambar yang gerak, maka gunakanlah alat bantu berupa tripod. Kalau tidak ada tripod, alternatif lain adalah seting kamera dengan timer, dan letakan kamera di landasan yang datar dan jauh dari goncangan.




Jumat, 31 Januari 2014

Asal Mula Fotografi

Fotografi (dari bahasa inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu “photos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA ( ISO speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.